Lupa Kata Sandi? Klik di Sini

atau Masuk melalui

Belum Memiliki Akun Daftar di Sini


atau Daftar melalui

Sudah Memiliki Akun Masuk di Sini

Konfirmasi Email

Kami telah mengirimkan link aktivasi melalui email ke rudihamdani@gmail.com.

Klik link aktivasi dan dapatkan akses membaca 2 artikel gratis non Laput di koran dan Majalah Tempo

Jika Anda tidak menerima email,
Kirimkan Lagi Sekarang

Mirip WhatsApp, Aplikasi Telegram dan Signal Juga Rentan Spyware

image-gnews
Ilustrasi Media Sosial (Medsos).
Ilustrasi Media Sosial (Medsos).
Iklan

TEMPO.CO, Jakarta - Anda mungkin memutuskan membuka akun Telegram setelah insiden spyware mempengaruhi 1.400 pengguna WhatsApp secara global. Beberapa dari Anda juga bahkan mungkin mencoba untuk bergabung dengan Signal, aplikasi chat untuk keamanan yang sulit dipahami.

Enkripsi pada dasarnya cacat dan sekali peretas mengetahui kerentanan atau bug di ekosistem keamanan aplikasi, termasuk sistem operasi seluler, data pribadi Anda berada di tangan mereka, demikian Live mint, baru-baru ini.

Ketika Anda bergabung dengan WhatsApp, enkripsi ujung-ke-ujung ada di sana, tapi spyware pihak ketiga, Pegasus, menemukan celah untuk mengintip Anda. Sekarang, Anda ingin berlindung di aplikasi chat aman lainnya?

WhatsApp milik Facebook adalah pemimpin di antara aplikasi obrolan yang memiliki 1,5 miliar pengguna global. Telegram yang bermarkas di Rusia memiliki 200 juta pengguna di seluruh dunia, sementara Signal memiliki lebih dari 10 juta (menurut unduhan Google Play Store).

Telegram dan Signal mencatat lonjakan pengguna setiap kali ada pelanggaran keamanan atau pemadaman global dengan WhatsApp.

Tidak seperti WhatsApp dan Apple iMessage, percakapan Telegram tidak dienkripsi end-to-end secara default. Sebagai gantinya, Anda harus memilih fitur Obrolan Rahasia untuk lapisan keamanan ekstra. Tapi bahkan itu pun tidak menjamin jaring pengaman.

Sebuah makalah penelitian baru-baru ini dari Massachusetts Institute of Technology (MIT) mencantumkan kekurangan mencolok di Telegram, yang didirikan pada 2013 oleh Nikolai dan Pavel Durov. Telegram menggunakan protokol perpesanan miliknya sendiri yang disebut MTProto, yang tidak memiliki pengawasan dari luar cryptographers.

Telegram mengikuti pendekatan konvensional menggunakan penyimpanan Cloud untuk datanya. "Artinya jika musuh mampu mengendalikan sistem server mereka, mereka akan memiliki akses ke (setidaknya) pesan yang tidak terenkripsi dan pasti ke semua metadata," tulis peneliti MIT Hayk Saribekyan dan Akaki Margvelashvili.

Telegram awalnya meminta daftar kontak dari ponsel atau desktop dan menyimpannya di server mereka. "Ini memberikan informasi jaringan sosial yang sangat besar bagi mereka yang dapat diserang di server mereka atau dapat dijual ke otoritas yang berbeda tanpa persetujuan pengguna," kata para peneliti.

Akan selalu ada celah bagi pemerintah, aktor jahat negara atau peretas individu untuk mengintip Anda. "Virus seperti Pegasus mempengaruhi sistem operasi ponsel dan keamanan yang disediakan oleh aplikasi perpesanan ini dianggap tidak efektif," kata Virag Gupta, pengacara yang memperdebatkan kasus di Mahkamah Agung untuk lokalisasi data di India.

Iklan
Scroll Untuk Melanjutkan

Menurut Gupta, terlepas dari pemerintah, privasi terancam oleh perusahaan dan aplikasi internet swasta, meskipun mereka mengklaim data dienkripsi.

Pegasus dirancang oleh NSO Group yang berbasis di Israel untuk mencegat komunikasi yang dikirim ke dan dari perangkat, termasuk komunikasi melalui iMessage, Skype, Telegram, WeChat, Facebook Messenger, WhatsApp, dan lainnya.

Menurut peneliti MIT, bahkan saat menggunakan Obrolan Rahasia untuk berkomunikasi, aplikasi seluler Telegram memungkinkan pihak ketiga untuk mengamati informasi metadata.

"Misalnya, musuh dapat belajar ketika pengguna online atau offline dengan akurasi rendah. Telegram tidak memerlukan persetujuan dari kedua belah pihak untuk mengatur komunikasi di antara mereka," tutur tim MIT. "Untuk alasan ini, seorang penyerang mungkin terhubung ke pengguna dan akan menerima informasi metadata tanpa pengguna ketahui apa-apa tentang ini."

Konsultan teknologi terkemuka dan konsultan media Prasanto K. Roy menjelaskan bahwa WhatsApp menemukan serangan Pegasus, dan dengan cepat memperbaiki kerentanan. Juga memberi tahu pengguna yang dapat melacak peretasannya, memberi tahu pemerintah terkait dan memulai proses hukum terhadap pembuat spyware di Pengadilan AS.

"Tidak seperti WhatsApp, medsos Signal atau Telegram tidak mungkin memiliki sumber daya untuk melakukan semua atau semua ini dalam menanggapi bug. Paling-paling, mereka akan memperbaiki bug," kata Roy kepada IANS.

Menurut Anoop Mishra, pakar media sosial terkemuka di India, selama ada pemain pihak ketiga di luar sana, aplikasi obrolan akan tetap berisiko, baik itu Signal atau Telegram. Mishra menjelaskan bahwa ini adalah era perang informasi dan siapa pun yang memiliki informasi berisiko kehilangan. "Enkripsi end-to-end tidak berfungsi, jika ada kerentanan dalam sistem operasi," kata Mishra.

LIVE MINT | IANS

Iklan



Rekomendasi Artikel

Konten sponsor pada widget ini merupakan konten yang dibuat dan ditampilkan pihak ketiga, bukan redaksi Tempo. Tidak ada aktivitas jurnalistik dalam pembuatan konten ini.

 

Video Pilihan


Polda Metro Jaya Kirimkan Surat Tilang E-TLE Melalui WhatsApp, Ini Alasannya

33 menit lalu

Polisi memegang surat tilang saat sosialisasi Operasi Simpatik Lodaya 2016 di jalan Merdeka, Bandung, Jawa Barat, 1 Maret 2016. Operasi Simpatik ini digelar dengan sasaran kelengkapan surat-surat kendaraan bermotor. TEMPO/Aditya Herlambang Putra
Polda Metro Jaya Kirimkan Surat Tilang E-TLE Melalui WhatsApp, Ini Alasannya

Dirlantas Polda Metro Jaya mengumumkan bahwa mulai sekarang, surat tilang akan dikirimkan melalui pesan WhatsApp (WA) dan SMS.


Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

1 hari lalu

Pengendara membawa surat tilang dalam razia batas kecepatan di ruas tol Cikampek-Palimanan KM.165 arah Palimanan, di Majalengka,14 Desember 2015. TEMPO/Wisnu Agung Prasetyo
Surat Tilang Dikirim Via WhatsApp Bakal Diberlakukan secara Nasional, Ini Kata Korlantas Polri

Setelah uji coba pengiriman notifikasi tilang via WhatsApp lolos asesmen Polda Metro Jaya, sistem ini akan diterapkan secara nasional.


Kenapa Nomor Tidak Bisa Daftar WA? Ini Cara Mengatasinya

1 hari lalu

Sebagai platform komunikasi yang banyak digunakan orang, WhatsApp juga dapat digunakan melalui laptop. Ini cara download WhatsApp di laptop. Foto: Canva
Kenapa Nomor Tidak Bisa Daftar WA? Ini Cara Mengatasinya

Beberapa dari Anda mungkin bertanya-tanya, kenapa tidak bisa daftar WA? Ini penyebab dan cara mengatasinya yang bisa dilakukan.


Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

2 hari lalu

Ilustrasi WhatsApp. shutterstock.com
Begini Cara Mengaktifkan Passkey WhatsApp

Passkey memungkinkan pengguna untuk melindungi akun pengguna WhatsApp agar lebih aman.


Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

2 hari lalu

Tilang manual. ANTARA
Catat 5 Nomor WA Ditlantas Polda Metro Jaya yang Mengirimkan Bukti Surat Tilang

Ditlantas Polda Metro Jaya mengirimkan bukti surat tilang ke pelanggar lalu lintas melalui lima nomor Whatsapp.


Korlantas Uji Coba Pengiriman Surat Tilang Melalui Whatsapp

2 hari lalu

Polisi lalu lintas menilang pengendara yang tidak lulus uji emisi di Subdit Gakkum Ditlantas Polda Metro Jaya, Jakarta, Jumat, 1 September 2023. Direktorat Lalu Lintas Polda Metro Jaya bersama Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta mulai memberlakukan tilang uji emisi terhadap kendaraan roda dua dan roda empat sebagai upaya agar masyarakat ikut berkontribusi untuk mengatasi permasalahan buruknya kualitas udara di Ibu Kota. Denda sanksi tilang bagi kendaraan yang tidak lulus uji emisi sebesar Rp 250.000 bagi kendaraan motor dan Rp 500.000 bagi kendaraan mobil. TEMPO / Hilman Fathurrahman W
Korlantas Uji Coba Pengiriman Surat Tilang Melalui Whatsapp

Bila sistem pengiriman surat tilang melalui Whatsapp aman, Korlantas akan memberlakukan aturan ini secara nasional.


Cara Buat Nada Dering WA Sebut Nama Tanpa Aplikasi Tambahan

5 hari lalu

WhatsApp kini memungkinkan penggunanya menggunakan 1 akun melalui 2 HP. Ini cara buka WhatsApp di 2 HP yang berbeda tanpa aplikasi tambahan. Foto: Canva
Cara Buat Nada Dering WA Sebut Nama Tanpa Aplikasi Tambahan

Nada dering WA bisa dicustom sesuai keinginan. Berikut cara buat nada dering WA sebut nama yang bisa Anda lakukan tanpa tambahan aplikasi.


Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

6 hari lalu

Dua orang anak suku bajo membaca buku sambil menunggu perahu tumpangan untuk mengantarnya ke sekolah di Pulau Papan, Desa Kadoa, Tojo Una-Una, Sulawesi Tengah, (13/5). Anak suku Bajo hanya bersekolah hingga tingkatan SD karena tingkatan SMP harus menyeberang ke pulau lain dengan jarak yang lebih jauh. TEMPO/Fahmi Ali
Rayakan Hari Pendidikan Nasional Lewat 35 Link Twibbon Ini

35 Twibbon Hari Pendidikan Nasional, silakan download dan upload untuk merayakannya.


Cara Kirim Foto HD WhatsApp agar Kualitasnya Tidak Pecah

7 hari lalu

Uji terbatas chatbot Meta AI di versi terbaru aplikasi WhatsApp. Foto : Gsmarena
Cara Kirim Foto HD WhatsApp agar Kualitasnya Tidak Pecah

Berikut ini cara kirim foto HD WhatsApp untuk menjaga kualitas foto yang dikirimkan agar tidak pecah untuk keluarga, teman, hingga kerabat.


2 Cara Blur WhatsApp Web di Chrome untuk Menjaga Privasi Chat

12 hari lalu

Memori penyimpanan WhatsApp harus rutin dibersihkan agar kinerja aplikasi tidak lemot. Ini cara bersihkan penyimpanan WhatsApp. Foto: Canva
2 Cara Blur WhatsApp Web di Chrome untuk Menjaga Privasi Chat

Ada beberapa cara blur WhatsApp Web di Chrome agar chat rahasia Anda tidak dibaca orang lain. Berikut ini beberapa tata caranya.